Pilihan old money Style Pria Terbaik: Cara Tampil Keren Tanpa Pamer, Dijamin Classy Abis!

Kamu pernah nggak sih lihat orang di sosial media atau di film yang gayanya simpel banget, tapi kelihatannya mahal dan berkelas? Nggak ada logo gede-gede, nggak ada warna yang nabrak-nabrak, tapi vibes-nya itu lho, kayak “sultan dari lahir”. Nah, kemungkinan besar yang kamu lihat itu adalah old money style.

Di tengah gempuran flex culture dan fast fashion yang ganti tren tiap minggu, old money style atau yang sering disebut juga quiet luxury ini justru makin naik daun. Kenapa? Karena gaya ini nawarin sesuatu yang beda: keabadian. Ini bukan soal pamer harta, tapi soal nunjukkin kualitas dan taste yang bagus lewat cara yang lebih subtil dan elegan.

Buat Gen Z yang makin sadar soal sustainability dan pengen punya gaya personal yang nggak lekang oleh waktu, old money aesthetic ini bisa jadi jawaban. Jadi, gimana sih caranya dapetin look ini? Tenang, kamu nggak perlu punya warisan tujuh turunan kok. It’s all about the mindset and the right pieces. Yuk, kita spill semua rahasianya!

Apa Sih Sebenarnya Filosofi di Balik Old Money Style?

Sebelum kita ngomongin outfit, penting banget buat paham “nyawa” dari gaya ini. Old money style itu lebih dari sekadar pakaian, ini soal filosofi hidup.

1. Kualitas di Atas Kuantitas: Ini mantra utamanya. Ketimbang beli 10 kemeja murah yang bahannya gampang rusak, mereka lebih milih investasi di satu atau dua kemeja berkualitas tinggi yang bisa dipakai bertahun-tahun. Pikirin soal bahan kayak katun Pima, linen, wol merino, atau cashmere.
2. Understated, Bukan Boring: Gaya ini anti-logo besar. Kemewahannya terpancar dari potongan yang pas di badan (perfect fit), bahan premium, dan detail jahitan yang rapi. Mereka nggak butuh validasi dari merek; kualitas pakaiannya sudah berbicara sendiri.
3. Timeless is The New Trend: Lupakan tren yang aneh-aneh. Old money style berpegang pada siluet dan model klasik yang sudah terbukti keren dari dekade ke dekade. Kemeja Oxford, celana chino, dan sepatu loafers adalah contohnya. Barang-barang ini keren di tahun 1980-an, dan dijamin masih akan keren di tahun 2030-an.
4. Fit is The King: Pakaian semahal apa pun bakal kelihatan aneh kalau ukurannya nggak pas. Kunci utama dari look ini adalah potongan yang pas di badan. Nggak terlalu ketat sampai nyetak badan, tapi juga nggak terlalu longgar sampai kelihatan kedodoran. Kalau perlu, jangan ragu bawa pakaian kamu ke penjahit untuk di-alter.

The Ultimate Wardrobe Starter Pack: Item Wajib Punya

Udah siap buat makeover lemari kamu? Nggak perlu beli semuanya sekaligus. Mulai dari beberapa key pieces ini dan bangun perlahan. Ingat, kualitas > kuantitas!

Atasan (Tops) yang Wajib Ada

• Polo Shirt: Ini adalah fondasi dari gaya kasual old money. Pilih polo shirt dengan bahan berkualitas baik (petit piqué cotton) dan warna-warna netral seperti putih, biru navy, beige, atau hijau zaitun. Merek klasik seperti Lacoste atau Ralph Lauren adalah acuannya, tapi banyak juga merek lain yang menawarkan kualitas serupa tanpa logo yang mencolok.
• Kemeja Oxford (OCBD – Oxford Cloth Button-Down): Kemeja serbaguna yang bisa dipakai buat ngampus, ngantor, sampai nge-date. Pilih warna dasar seperti putih dan biru muda. Kemeja Oxford punya tekstur yang sedikit lebih kasar dari kemeja formal biasa, membuatnya pas untuk look smart-casual.
• Kemeja Linen: Jagoan buat cuaca tropis kayak di Indonesia. Bahan linen itu breathable, ringan, dan punya tekstur khas yang justru bikin kelihatan santai tapi tetap sophisticated. Warna putih, cream, atau biru pucat adalah pilihan aman.
• Sweater Rajut (Knitwear): Untuk momen yang lebih adem atau buat layering. Pilih sweater dengan bahan wol merino atau cashmere (kalau ada bujet lebih). Model crewneck (leher bulat) atau V-neck dengan warna abu-abu, navy, atau camel adalah investasi jangka panjang.

Bawahan (Bottoms) yang Klasik

• Celana Chino: Lupakan jeans yang sobek-sobek untuk sejenak. Celana chino adalah alternatif yang lebih rapi tapi tetap nyaman. Ini adalah jembatan antara celana formal dan celana kasual. Warna wajib punya: khaki (beige), biru navy, dan abu-abu.
• Celana Bahan (Trousers): Punya satu celana bahan dengan potongan lurus (straight-fit) atau sedikit tapered akan sangat berguna. Pilih bahan wol ringan (lightweight wool) atau katun. Ini bisa di-mix and match dengan kemeja atau bahkan kaos polo untuk menaikkan level penampilan.
• Celana Pendek yang Tepat: Bukan celana kargo atau celana basket ya. Pilih celana pendek dengan potongan di atas lutut (sekitar 2-3 inci) dengan bahan katun atau chino. Ini memberikan kesan rapi dan “terkonsep” bahkan saat santai.

Sepatu (Footwear) Penentu Gaya

Sepatu adalah salah satu penanda paling jelas dari taste seseorang.

• Loafers: Raja dari sepatu old money. Bisa penny loafers, tassel loafers, atau horsebit loafers. Pilih yang terbuat dari kulit asli (genuine leather) atau suede. Warna cokelat atau hitam adalah yang paling fleksibel. Bisa dipakai dengan celana chino, celana bahan, bahkan celana pendek.
• White Leather Sneakers Minimalis: Eits, bukan sneakers yang heboh ya. Pilih sneakers kulit warna putih dengan desain yang super simpel, bersih, dan tanpa logo yang dominan. Sepatu ini bisa bikin look kamu lebih modern dan santai tanpa mengurangi kesan mewahnya.
• Desert Boots atau Chukka Boots: Pilihan bagus untuk variasi. Terbuat dari bahan suede, sepatu bot setinggi mata kaki ini memberikan sentuhan petualang yang tetap berkelas.
• Brogues atau Derby Shoes: Untuk acara yang sedikit lebih formal, sepatu kulit dengan detail-detail klasik ini adalah pilihan yang tepat.

Palet Warna Khas Old Money: Main Aman Tapi Elegan

Salah satu ciri khas utama gaya ini adalah palet warnanya yang kalem dan bersahaja. Warna-warna ini gampang dipadupadankan dan nggak pernah ketinggalan zaman.

• Netral: Putih, off-white, cream, beige, khaki, dan abu-abu.
• Biru: Mulai dari biru langit (light blue) sampai biru dongker (navy blue). Navy dianggap sebagai “hitam” versi old money, karena lebih lembut dan tidak sekaku hitam pekat.
• Warna Bumi (Earth Tones): Cokelat, hijau zaitun (olive green), dan camel.

Warna-warna ini menciptakan harmoni yang enak dilihat dan memberikan kesan tenang dan percaya diri.

Aksesori: The Devil is in The Details

Aksesori adalah sentuhan akhir yang menyempurnakan segalanya. Prinsipnya tetap sama: simpel, fungsional, dan berkualitas.

• Jam Tangan Klasik: Ini adalah aksesori utama pria. Lupakan smartwatch atau jam tangan yang penuh berlian. Pilih jam tangan analog dengan desain klasik, dial yang bersih, dan tali kulit atau stainless steel bracelet yang simpel. Ini bukan soal harga, tapi soal desain yang abadi.
• Ikat Pinggang Kulit: Pilih ikat pinggang kulit asli dengan gesper (buckle) yang sederhana. Pastikan warnanya serasi dengan sepatumu (aturan dasarnya: ikat pinggang cokelat untuk sepatu cokelat, hitam untuk hitam).
• Kacamata: Pilih model-model klasik seperti Wayfarer, Clubmaster, atau Aviator dengan bingkai yang tidak terlalu berlebihan.

Kesimpulan: Lebih dari Sekadar Pakaian, Ini Soal Mindset

Mengadopsi old money style bukan berarti kamu harus jadi orang lain atau menghabiskan seluruh tabungan. Ini adalah undangan untuk menjadi konsumen yang lebih cerdas dan sadar.

Ini tentang membangun lemari pakaian yang isinya adalah “senjata-senjata” andalan yang bisa kamu pakai kapan pun, di mana pun, dan selalu kelihatan keren. Ini tentang investasi pada diri sendiri. Gaya yang rapi dan terkonsep secara nggak langsung juga nunjukkin kalau lo adalah orang yang menghargai detail dan punya perencanaan.

Jadi, mulailah pelan-pelan. Ganti satu kaos fast fashion-mu dengan satu kemeja linen berkualitas. Rawat sepatumu baik-baik. Pelajari cara memadukan warna-warna netral. Pada akhirnya, old money style adalah tentang memancarkan kepercayaan diri dari dalam, bukan dari logo yang menempel di luar.

Siap untuk upgrade gayamu ke level selanjutnya yang lebih timeless dan classy?